LAMPUNG – Delegasi FISIP Universitas Lampung (Unila) yang beranggotakan Prof. Ari Darmastuti, Dr. Susana Indriyati, dan Iwan Sulistyo, MA melaksanakan International Community Service (ICS) “Digital Transformation as Future Village Service Innovation” bersama Universitas Zagreb, Universitas Lubjana, Univesitas Eastern Manila, Universitas Kebangsaan Malaysia, Universitas Warmadewa, Universitas Lambung Mangkurat, dan Universitas Singaperbangsa Karawang. ICS dilaksanakan di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, pada tanggal 24 Oktober 2024.
International Community Service (ICS) diselenggarakan sebagai rangkaian Social Political International Akademic (SOPA) Week 2024 dalam kerangka kerja sama antara Univeritas Lampung, Univeritas Warmadewa, dan University of Zagreb.
Kegiatan International Community Service (ICS) dikemas dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan para pemangku kepentingan di Desa Taro. FGD bertujuan sharing informasi dan pengetahuan terkait transformasi digital yang dapat mendukung pengembangan Desa Taro sebagai desa wisata.
Kepala Desa Taro yang diwakili Sekretaris Desa menjelaskan bahwa Desa Taro telah berhasil meraih banyak prestasi, antara lain: Trophy Kalpataru Kategori Penyelamatan Lingkungan Hidup dari Pemerintah Republik Indonesia pada Tahun 2018, penghargaan dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation World Tourism Organization/UNWTO), dan Juara 1 Kategori Desa Maju dan Mandiri pada ajang Lomba Desa Wisata Nasional (LDWN) tahun 2024. Penghargaan tersebut diperoleh berkat keberhasilan Desa Taro mengelola sampah, mengembangkan taman kunang-kunang, dan pelestarian lembu putih.
Dengan banyaknya penghargaan yang diperoleh Desa Taro, Prof. Wisnu Murti dari Universitas Warmadewa mengharapkan Desa Taro dapat melakukan digital training guna meningkatkan literacy digital dan mendukung inovasi dibidang pelayanan publik, khususnya di bidang pariwisata.
Prof. Suncana Roksandic Vidlicka dari Universitas Zagreb meminta Desa Taro untuk tetap menjaga alam sehingga dapat menghindari ecocide (pembunuhan massal yang dilakukan kepada alam) karena ecocide tidak kalah berbahaya dibanding genocide.
Prof. Primoz Banovic dari Universitas Lubjana kagum dengan alam Desa Taro dan mengharapkan Desa Taro dapat mengikuti teori perubahan yang berdasarkan pengalaman Desa Taro sendiri sesuai dengan Tri Hita Karana. Meskipun demikian Prof Banovic memberikan contoh Digital Transformation yang berlangsung di Slovenia seperti transparansi dalam e-pajak dll.
Dr. Susana Indriyati dari Universitas Lampung menanggapi isu perlindungan lingkungan, bahwa ketika dunia modern mencoba kembali ke alam, masyarakat Bali telah melaksanakannya sebelum isu ekologi mencuat. Dengan implementasi nilai-nilai Tri Hita Karana, harmonisasi antara manusia, alam, dan Tuhan. Dicontohkan, adanya awig-awig aturan lokal (custom law) yang melarang menebang pohon sebelum menyiapkan tanaman pengganti.
International Community Service ditutup dengan ramah tamah bersama warga Desa Taro dan kunjungan ke destinasi wisata di Desa Taro.
Terkait
Eksplorasi konten lain dari SATU KOMANDO
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.