Selama empat bulan, para mahasiswa yang terdiri dari Muhamad Rayanda (Pend. Biologi), Ari Bima Anto (Pend. Bhs Inggris), Malsa A’innia Sabrina Ramadhani (Pend. BK), Adinda Putri Purnamasari (Pend. Fisika), Najwa Trisaqina Yuan (PPKn), Eideline Cathlyana (Pend. Bhs Inggris), Amanda Weldan Krupskaya (Pend. Bhs Inggris), dan Putri Gustia Ardhana (Pend. Kimia) ini terlibat dalam kegiatan kemanusiaan di pusat pembelajaran anak-anak pekerja migran Indonesia.
Program yang memfasilitasi mahasiswa untuk aktif dalam isu kemanusian ini bertujuan memberikan pendidikan kepada sekitar 2.000 anak-anak Indonesia yang tidak memiliki akses sekolah akibat status kewarganegaraan mereka. Selain itu, program ini juga melibatkan kolaborasi antara Universitas Lampung, INTI International University, dan University Malaysia Sabah.
Selain membantu anak-anak Indonesia yang kurang akses pendidikan, para mahasiswa juga berkesempatan mengikuti Student Mobility Program dengan melaksanakan perkuliahan selama satu pekan di INTI International University dan University Malaysia Sabah.
Muhamad Rayanda, salah satu mahasiswa berprestasi berkesempatan membagikan pengalamannya dalam kegiatan ini. Rayanda memaparkan alasannya mengapa ingin terjun dalam kegiatan kemanusiaan tersebut.
“Pendidikan merupakan hak dari setiap anak-anak Indonesia, dan saya tergerak untuk terjun langsung membantu anak-anak Indonesia yang berada di Malaysia yang kurang akses pendidikannya,” ungkapnya.
Rayanda mengungkapkan, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para mahasiswa dalam mengajar anak-anak pekerja migran Indonesia adalah kurangnya pemahaman anak-anak terhadap pendidikan dasar yang seharusnya sudah diperoleh sejak dini dari orang tua mereka.
Untuk mengatasi hal ini, para mahasiswa memulai dari awal dengan menanamkan dasar-dasar pendidikan, khususnya mengenai budaya dan bahasa Indonesia, agar anak-anak dapat memahami pentingnya pendidikan sebagai fondasi masa depan mereka.
Program ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi para mahasiswa, tidak hanya tentang pendidikan, tetapi juga tentang kesabaran, empati, dan dedikasi. Rayanda berharap program ini terus berlanjut dan semakin banyak mahasiswa yang terinspirasi untuk ikut serta di masa mendatang.
“Program kemanusiaan ini telah membuka mata dan hati saya akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak Indonesia di Malaysia. Melihat senyum dan rasa syukur mereka, saya menyadari bahwa pendidikan adalah hak asasi yang harus dipenuhi. Pengalaman ini mengajarkan saya kesabaran, empati, dan dedikasi.” tambah Rayanda ketika diwawancara pada hari Senin 30 Desember 2024 via Whatsapp
Program MBKM Humanity Project ini merupakan bentuk nyata kontribusi mahasiswa FKIP Unila dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia di luar negeri.