LAMPUNG – Dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional (Harbuknas) dan Hari Ulang Tahun Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) yang jatuh pada 17 Mei, Komunitas Baca (Kombaca) dan peserta Pemilihan Duta Baca Perpustakaan Universitas Lampung (Unila) menggelar kampanye bertajuk Buku Selfie (Bukfie) Challenge, Sabtu (17/5/2025).
Melalui kegiatan ini, para peserta diajak untuk mengunggah foto selfie di Instagram sambil memegang buku—baik buku yang sedang dibaca maupun buku favorit mereka. Setiap unggahan disertai kutipan kalimat pilihan dari buku yang dicantumkan di kolom caption, sebagai bentuk refleksi atas isi dan pesan yang ingin dibagikan kepada publik.
Kampanye ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali semangat membaca di kalangan mahasiswa, sekaligus merayakan dua momentum penting dalam dunia literasi nasional: Hari Buku Nasional sebagai ajakan kolektif untuk memperkuat budaya baca, dan ulang tahun Perpusnas RI sebagai simbol kehadiran institusi pengetahuan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Koordinator Kombaca menyampaikan bahwa Bukfie Challenge merupakan bentuk kampanye literasi yang menyenangkan dan dekat dengan keseharian mahasiswa. “Kami ingin menciptakan budaya membaca sebagai gaya hidup. Tidak harus selalu formal—cukup dengan buku, kamera ponsel, dan semangat berbagi inspirasi,” ujarnya.
Salah satu peserta, Regeta Amanda Putri, mahasiswa S-1 Kehutanan angkatan 2024, mengaku mengikuti challenge ini sebagai cara menyuarakan pentingnya membaca di tengah gempuran media sosial.
“Lewat Bukfie, saya ingin mengingatkan bahwa buku tetap relevan. Buku menyimpan keindahan dan pengetahuan yang sering terlupakan. Harbuknas ini menjadi momen refleksi bagi kita semua,” tutur Regeta.
Tak hanya berlangsung secara daring, kampanye ini juga dilengkapi dengan aksi nyata di lingkungan perpustakaan. Kombaca akan membagikan hadiah kecil kepada pengunjung Perpustakaan Unila pada Senin, 19 Mei 2025, sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi aktif mereka dalam membudayakan literasi.
Melalui kegiatan ini, Kombaca berharap literasi bukan hanya diperingati setahun sekali, melainkan menjadi bagian dari keseharian mahasiswa. Perpustakaan pun diharapkan tidak hanya menjadi tempat pinjam buku, tetapi juga ruang tumbuhnya semangat membaca dan berbagi ilmu pengetahuan.