PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menanggapi viralnya aksi penodongan menggunakan senjata tajam terhadap penumpang Whoosh di sekitar kawasan Stasiun Tegalluar pada Minggu (18/2) malam.
Korban penodongan saat itu tiba di Stasiun Tegalluar pada pukul 20.01 WIB. Setelah sampai, korban memesan taksi online untuk ke Jatinangor, namun tak kunjung dapat. Ketika dapat pun, taksi online itu langsung dibatalkan.
Namun, ternyata taksi online itu datang menjemput korban. Setelah jalan sedikit meninggalkan Stasiun Tegalluar, taksi online melipir dan langsung menodong korban menggunakan pisau. Sopir meminta transfer Rp 20 juta yang akhirnya disanggupi oleh korban. Korban pun diturunkan di pinggir jalan.
GM Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, memastikan aksi penodongan tidak terjadi di lokasi stasiun. Pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengusut kejadian tersebut.
“Dapat kami sampaikan bahwa untuk menindaklanjuti informasi yang beredar KCIC langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian dalam hal ini Polda Jabar,” katanya dalam keterangan yang dikutip dari kumparan, Senin (19/2).
Pada saat kejadian, Eva memastikan kondisi stasiun masih ramai dengan moda transportasi Bus Damri, Taksi Online Bluebird yang berada di area Stasiun menunggu kedatangan penumpang yang tiba pukul 20.01 WIB dari Stasiun Halim menuju Tegalluar.
Pada kedatangan kereta yang dimaksud pada informasi tersebut, lanjut dia, terdapat 22 penumpang yang turun di Stasiun Tegalluar. Sebagian dari penumpang terpantau menggunakan Damri, taksi online dan penjemputan kendaraan lainnya.
“Berdasarkan situasi yang sudah berjalan selama ini di Stasiun Tegalluar, transportasi lanjutan dari Stasiun seperti Damri dan taksi online selalu tersedia hingga kedatangan kereta terakhir,” lanjut Eva.
Eva menambahkan, CCTV Stasiun Tegalluar menunjukkan masih ada tim pengamanan dan mobil patroli kepolisian. KCIC telah berkolaborasi dengan TNI/Polri untuk memperkuat pengamanan di stasiun dan patroli rutin dilakukan dari Stasiun Tegalluar hingga ke Stadion GBLA mulai pukul 18.00 hingga 22.00.
“Saat ini terdapat secara total 1.396 CCTV di sepanjang jalur kereta cepat dan Stasiun sebagai bagian yang terintegrasi dalam sistem pengendalian operasi (OCC) untuk memastikan keamanan perjalanan Whoosh termasuk pemantauan pelayanan dan security penumpang selama berada di area stasiun,” jelasnya.
Eva memastikan Polda Jabar tengah melakukan investigasi terhadap informasi penodongan tersebut, karena tingginya perhatian pihak kepolisian untuk penanganan keamanan di objek vital nasional.
“KCIC akan kooperatif dan membantu pihak kepolisian menyiapkan semua data yang dibutuhkan untuk proses investigasi,” pungkas Eva.
Eksplorasi konten lain dari SATU KOMANDO
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.